Bagi Richaldo ‘Rico’ Hariandja, isu lingkungan telah menarik perhatiannya sejak lama. Rico menggeluti isu lingkungan pertama kali pada 2015 saat masih menjadi jurnalis di Media Indonesia.
Kesempatan itu menjadi pembuka bagi dirinya untuk berkenalan dengan jurnalis lain yang juga peduli pada isu lingkungan, LSM, serta narasumber mulai dari ahli di bidang lingkungan hingga level pemerintah.
Kini Rico aktif sebagai jurnalis lepas yang tetap fokus pada isu lingkungan. Ia beberapa kali menulis untuk media asing seperti New Naratif, NBC News, The Guardian, dan South China Morning Post.
Rico juga tengah membantu redaksi Mongabay Indonesia sebagai asisten editor untuk menyunting berita, menulis reportase, dan menugaskan kontributor.
Bagaimana Richaldo Hariandja Meliput Isu Lingkungan di Indonesia
RadVoice Indonesia melakukan wawancara kepada Rico tentang perannya dalam menghadapi berbagai isu lingkungan.
Bagaimana cara Anda memilih angle yang menarik namun tetap informatif terkait berita lingkungan?
“Saya cenderung memilih angle yang berfokus pada dampak terhadap manusia dan komunitas. Memberikan ‘wajah’ pada sebuah isu adalah cara terbaik untuk membuatnya menarik dan relevan.
“Misalnya, saat menulis tentang tenggelamnya pesisir utara Jawa, saya menyoroti kisah para pembatik di Pekalongan yang harus bertahan menghadapi banjir rob sambil mengejar target produksi batik.
“Pendekatan ini membantu audiens memahami dampak nyata dari isu lingkungan.”
Apa tantangan terbesar yang dihadapi sebagai jurnalis saat meliput isu lingkungan?
“Isu lingkungan terlalu luas, dinamis, dan kadang sulit diterima karena sifatnya yang tidak langsung terlihat dampaknya.
“Tantangan terbesar bagi saya adalah untuk tetap up to date di tengah dinamika isu yang terus berubah.
“Lingkungan bukan hanya masalah praktikal, tetapi juga struktural. Terutama di Indonesia, di mana kebijakan dan pembangunan infrastruktur yang masif memiliki dampak besar pada lingkungan dan masyarakat.
“Selain itu, isu lingkungan sering kali dibahas dalam bahasa yang terlalu ilmiah, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk menyederhanakan ke bahasa populer yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat luas.”
Lalu, apa strategi Anda dalam mengemas berita lingkungan agar dapat lebih mudah diterima pembaca?
“Mengaitkan isu lingkungan dengan tren dan menyajikan data secara menarik adalah strategi utama saya.
“Contohnya, dengan tren kendaraan listrik, saya menggali dampak dari penambangan nikel yang dibutuhkan untuk baterai, serta menghubungkannya dengan fakta bahwa sebagian besar listrik di Indonesia masih berasal dari batu bara.
“Selain itu, visualisasi data seperti grafik atau infografis menjadi alat yang efektif untuk membantu audiens memahami isu secara lebih cepat dan jelas.”
Apakah pernah mengalami kesulitan mendapatkan data atau informasi, misal dari pemerintah atau perusahaan?
“Cukup sering karena fokus tulisan saya sering kali membahas masalah struktural yang membutuhkan tanggapan dari perusahaan atau pemerintah. Tone yang kritis atau berlawanan ini kerap membuat akses data menjadi sulit.
“Namun, saya percaya bahwa inilah tugas utama jurnalis: menjadi pengawas terhadap kekuasaan.
Meski tidak mudah, saya terus berusaha mencari cara untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber lainnya.”
Bagaimana cara menjaga keberlanjutan isu lingkungan agar tetap relevan dan diperhatikan oleh publik?
“Mengawal pembaruan di lapangan dan perkembangan kebijakan menjadi kunci untuk menjaga isu lingkungan tetap relevan.
“Dampak dari isu lingkungan sering kali tidak langsung terlihat, sehingga penting untuk terus mengangkatnya agar masyarakat dan pembuat kebijakan memahami bahaya yang mengintai jika tindakan tidak diambil.
“Dengan pemantauan yang konsisten, saya berharap dapat membantu mendorong perubahan nyata.”
Apa pengalaman tentang liputan lingkungan yang paling berkesan?
“Liputan kolaborasi tentang pajak yang hilang dari kebun sawit dalam kawasan hutan menjadi salah satu pengalaman paling berkesan.
“Proyek ini melibatkan jurnalis, peneliti, dan CSO (organisasi masyarakat sipil), dan berlangsung hampir satu tahun karena terkendala pandemi Covid.
“Kami menelusuri alur minyak sawit ilegal dari hulu hingga ke hilir, termasuk pembelinya, produsen makanan terkemuka di dunia.
“Proyek ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengungkap masalah lingkungan yang kompleks.”
Kesimpulan
Sebagai jurnalis yang fokus pada isu lingkungan, Rico ingin menuliskan pemberitaan yang memberi dampak pada manusia dan komunitas.
Ia juga berupaya menyederhanakan tulisannya dalam bahasa yang lebih populer agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat.
Untuk menarik minat pembaca, Rico juga selalu berusaha mengaitkan liputan lingkungan dengan tren terbaru.
Penyajian dengan visualisasi data seperti grafik atau infografis juga diyakini menjadi alat efektif untuk membantu pembaca memahami isu lingkungan.
Wawancara dengan Richaldo ‘Rico’ Hariandja dilakukan pada Jumat, 15 November 2024. Percakapan ini telah diedit sehingga lebih ringkas.