Sumber berita yang muncul dari netizen di media sosial perlu diverifikasi, terutama kaitannya dengan etika jurnalistik.
Meski cepat dan kerap menjadi pelapor pertama dari berbagai peristiwa penting, jurnalis harus tetap cermat dan hati-hati.
Tak semua informasi yang dibagikan netizen itu akurat atau objektif.
Tantangan Etika Jurnalistik: Netizen Sebagai Sumber Berita
RadVoice Indonesia menjelaskan tantangan etika jurnalistik ketika menjadikan netizen sebagai sumber berita sebagai berikut.
Peran Netizen Sebagai Sumber Berita
Sumber berita dari netizen merujuk pada informasi yang dibagikan melalui media sosial.
Informasi ini biasanya terkait peristiwa langsung seperti kecelakaan, informasi lalu lintas, bencana alam, maupun isu lainnya.
Media kerap memanfaatkan dengan menjadikan informasi tersebut sebagai sumber dalam konten pemberitaan. Terutama media online yang mengutamakan kecepatan.
Etika Jurnalistik Menggunakan Sumber Berita dari Netizen
Terdapat sejumlah etika jurnalistik yang harus dipenuhi ketika menggunakan informasi dari netizen sebagai sumber berita.
1. Akurasi dan Verifikasi Fakta
Informasi dari netizen tidak dapat langsung dijadikan berita tanpa verifikasi.
Media harus memastikan kebenaran informasi tersebut melalui sumber lain, misalnya dengan memastikan bahwa foto atau video yang dibagikan bukan hasil karangan atau manipulasi.
Untuk itu, perlu diperhatikan kredibilitas netizen yang menjadi sumber berita.
Baca juga: Mengenal Atribusi dalam Berita, Pentingnya Menyebut Sumber Informasi
Mengutip Jurnal Universitas Mercu Buana, dalam mengukur kredibilitas sumber setidaknya harus memenuhi prinsip dapat dipercaya, akurasi, dan kelengkapan berita.
Kredibilitas akun milik netizen yang menjadi sumber berita harus jelas karena di media sosial setiap orang dapat dengan bebas membuat akun asli atau palsu.
Kelengkapan berita juga harus tetap terpenuhi, meski cenderung minim informasi. Biasanya sumber berita dari netizen hanya memenuhi unsur apa (what) dan bagaimana (how).
Media dapat melengkapinya dengan menggali informasi lanjutan dari pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, lembaga, kepolisian, dan pihak berwenang lainnya.
2. Menghormati Hak Narasumber
Dalam hal ini, netizen berperan sebagai narasumber berita. Meski netizen secara sukarela membagikan informasi yang dimiliki ke media sosial, tak berarti media dapat menggunakan tanpa izin.
Untuk mengutip atau menggunakan konten dari media sosial, media tetap harus meminta izin langsung kepada pemilik akun.
Pada umumnya, media akan menghubungi pemilik akun melalui pesan langsung (direct message) untuk meminta izin.
Upaya ini kadang menjadi tantangan tersendiri bagi media. Sebab, tak semua netizen langsung merespons permintaan tersebut. Sementara media dikejar waktu untuk segera mempublikasikan informasi tersebut.
Dalam beberapa kasus, netizen yang menjadi sumber berita juga menghadapi risiko jika identitas mereka diungkapkan.
Media juga perlu mempertimbangkan perlindungan terhadap sumber tersebut, terutama jika menyangkut isu yang sensitif.
3. Tidak Menyiarkan Berita Berdasarkan Prasangka
Etika jurnalistik ini bertujuan untuk memastikan bahwa pemberitaan tetap objektif, berimbang, dan tidak merugikan individu atau kelompok tertentu.
Dalam konteks netizen sebagai sumber berita, informasi yang dibagikan kerap kali menggiring opini pribadi.
Media perlu berhati-hati agar informasi tersebut tak sampai menimbulkan prasangka. Misalnya, seorang netizen membagikan video rekaman CCTV seseorang yang mengambil barang dari dalam tas.
Jika media langsung memberitakan video tersebut tanpa verifikasi, hal ini dapat menciptakan prasangka butuk terhadap orang yang ada dalam video tersebut.
Media bahkan dapat dituduh menyebarkan hoaks yang berasal dari sumber berita netizen.
Untuk itu, selain melakukan verifikasi, media juga harus memberikan ruang bagi semua pihak yang terlibat untuk menyampaikan sudut pandang mereka. Terutama untuk isu-isu yang kontroversial.
Jangan hanya menggunakan narasi netizen yang bisa jadi bias.
Media juga tak boleh langsung menarik kesimpulan suatu peristiwa dari satu unggahan netizen.
Kesimpulan
Pada dasarnya, informasi dari netizen tak bisa menjadi sumber berita utama. Etika jurnalistik penting diperhatikan ketika mengolah materi netizen.
Informasi yang diperoleh biasanya hanya menjadi sumber berita awal yang kemudian harus dilengkapi oleh media dalam berita lanjutan.
Untuk itu, perlu verifikasi terhadap informasi yang diperoleh netizen. Selain verifikasi, media juga tak bisa asal mengutip informasi yang dibagikan.
Media tetap harus meminta izin kepada pemilik akun sebelum memberitakan.